CaraJamur Memperoleh Makanan Saprofit Mereka memperoleh masakan dari bahan organic yang sudah mati atau sampah.Untuk memperoleh makanannya, hifa mengeluarkan semacam enzim pencernaan yang sanggup merombak bahan organic menjadi bentuk sederhana sehingga gampang diserap oleh sel jamur.
Bagaimana Cara Cyanobacteria Memperoleh Makanannya – 2 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu Mendemonstrasikan ciri-ciri, struktur dan replikasi Archaea dan Eubacteria Bakteri. Archaebacteria dan bakteri prokariota dipisahkan dari eukariota. Berikan contoh archaebacteria dan organisme bakteri. Archaea of life merangkum informasi tentang bakteri dan peran bakteri. Merancang dan melakukan tes lisan dan tertulis tentang archaea dan penggunaan bakteri dalam pengolahan makanan dan melaporkan hasilnya. Karakteristik Archaebacteria Eubacteria Nucleus Prokaryotes Urokaryotes Dinding sel tidak mengandung peptidoglikan Peptidoglikan Membran lipid Beberapa hidrokarbon bercabang Hidrokarbon tidak bercabang RNA polimerase Beberapa jenis memiliki intron non-coding Beberapa jenis memiliki intron re-encoding gen. Reproduksi Archaebacteria Pembelahan biner Pembelahan berganda Pembentukan tunas Pembelahan Archaebacteria hidup di habitat ekstrim seperti mata air panas dan danau garam. Biologi Gonzaga Eubacteria Cyanobacteria Monera Metabolisme energi biasanya menghasilkan gas metana CH4 dengan mengurangi karbon dioksida CO2 Sifat anaerobik dan kemosintetik Memperoleh makanan dari dekomposisi Sisa tanaman mati tumbuh paling baik pada suhu 98°C dan mati pada suhu 84°C Contoh- Lachnospira multipara – Rumino coccus – Rumino coccus – amylolytica hidup di lumpur atau rawa. Halobakteri yang hidup di lingkungan dengan kandungan garam tinggi, misalnya Laut Mati memiliki karakteristik halofil ekstrim energi heterotrofik diperoleh melalui respirasi aerobik dan fotosintesis, koloni halofil ekstrim terlihat seperti buih merah-ungu. Termofil ekstrim hidup pada suhu tinggi dan bertahan hidup dengan mengoksidasi belerang pada suhu asam °C, bakteri Sulfolubus pH 1-2 Sulfolubus hidup di mata air belerang di Taman Nasional Yellowstone. Pada suhu yang lebih tinggi, kemampuan detergen dan detergen laundry untuk meningkat dan pH untuk mengubah tepung maizena menjadi dekstrin sejenis karbohidrat mengatasi kontaminasi dari tumpahan minyak. Pengertian Dan Susunan Ekosistem Karakteristik Bakteri Dinding sel terdiri dari mucopolysaccharide dan peptidoglikan memungkinkan sel bakteri mengeluarkan lendir ke permukaan dinding sel sitoplasma terdiri dari 8-10% dari berat kering sel dan terdiri dari fosfolipid dan protein. 4. Sitoplasma dikelilingi oleh membran sitoplasma. 5. Endospora dibentuk untuk melindungi dari panas dan gangguan alam. 6. Beberapa bergerak dengan flagela, beberapa tidak. Bakteri Heterotrof Bakteri heterotrofik tidak memiliki klorofil dan bergantung pada bahan organik di sekitarnya. Bakteri parasit Borrelia burgdorferi Bakteri patogen Mycobacterium leprae Bakteri saprofit Desulfovibrio desulfuricans 19b. Bakteri Autotrofik Bakteri autotrofik dapat membuat makanannya sendiri dengan mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik. Bakteri kemoautotrofik Nitrosococcus Bakteri photoautotrophic Cyanobacteria Kelompok Eubacteria termasuk yang hidup di perairan dengan pH netral pH 4-5. 3. Mengandung klorofil yang menyebabkan cyanobacteria biru-hijau mekar di laut dan berperan sebagai tumbuhan perintis. Taksonomi Kelapa Sawit Ciri-ciri cyanobacteria Nukleus tidak tertutup membran Nukleus terletak di antara plasmalemma dan membran mukosa Bentuk Filamentous Uniseluler atau koloni atau filamen dapat bergerak dengan cara meluncur Flagela Untuk mengoperasikan situs web ini, kami mencatat dan membagikan data pengguna dengan pemroses. Untuk menggunakan situs web ini, Anda harus menerima kebijakan privasi kami, termasuk kebijakan cookie kami. Ukurannya lebih besar dari virus, bakteri biasanya berkisar antara 0,5-5 mikron hingga diameter 0,1-0,2 mikron 1 mikron = 0,001 mm. . Kebanyakan heterospora bereproduksi secara aseksual dan seksual dan membentuk endospora dalam kondisi yang tidak menguntungkan jika dilihat secara mikroskopis. Lapisan lendir/kapsul – Melindungi dari kekeringan, bertindak sebagai penyimpan makanan dan melindungi dari serangan dinding sel sel inang – Bahan Peptidoglikan gula + protein / asam amino Fungsi Memberikan perlindungan, memberi bentuk spesifik Membran sel – Konstituen Lipoprotein, Fungsi Mengatur pertukaran zat antara sel dan lingkungannya. Flagella flagellar hairs – gerakan bantuan tidak ada sama sekali Sitoplasma – di dalam sel sebagai tempat organel dan reaksi kimia Mesosom – melipat ke dalam membran sel Respirasi seluler pemasok energi Ribosom – tempat sintesis protein Bahan genetik / DNA – pembawa karakteristik genetik Plasmid – DNA non-kromosom sirkular Archaebacteria Eubacteria Dan Cyanobacteria Termasuk Dalam Organisme Yang Memiliki Tipe Sel Lophotrich di satu sisi Amphitric tunggal atau banyak flagela di kedua sisi Peritrichous tersebar di seluruh permukaan sel Atrical tidak ada flagella 10 Coccus dilingkari Monococcus = satu sel bakteri coccus, contoh Monococcus gonorrhea Diplococcus = dua sel bakteri coccus yang menempel, contoh Diplococcus pneumoniae Streptococcus = lebih dari empat sel bakteri kokus yang berikatan membentuk rantai, contoh Strepetococcus Lebih dari empat sel bakteri cocci yang dikemas bersama, misalnya Staphylococcus aureus Tetracoccus = empat sel bakteri kokus yang dikemas dalam persegi panjang, misalnya Deinococcus radiodurans Sarcina = delapan sel bakteri kokus yang dikemas membentuk kubus, contoh Sarcina sp . 16 Bacillus batang Monobacillus sel bacilli tunggal, contoh Escherichia coli Diplobacilli dua sel bacilli berlekatan Streptobacilli sel bacilli bertautan membentuk rantai, contoh Streptobacillus moniliformis 4. Spirillum bentuk sel bergelombang, contoh Spirilium miner 5. Vibrio bentuk sel seperti koma, contoh Vibrio coma 6. Spiroceta bentuk sel seperti sekrup, contoh Treponema pallidum Pengertian Kingdom Eubacteria Lengkap Ciri, Bentuk, Klasifikasi, Contoh Dan Gambar Heterotrof Saprofit pengurai sisa-sisa organisme mati Parasit organisme lain Simbiosis Mutualisme Autotrof Fotoautotrof Bakterioklorofil hijau, Bakteriopurin ungu, merah, kuning Kemotrof ungu, merah, kuning Kemotrof ungu, merah, kuning O2 — ————————> HNO2 + CO2 + H20 + energi Anaerob fakultatif dapat tumbuh dalam kondisi aerobik dan anaerobik Escherichia. coli, staphylococcus Anaerob obligat harus menjadi anaerob ketika oksigen tidak diperlukan Clostridium tetani menyebabkan kram otot Mikroaerofilik lingkungan rendah oksigen, Pylicobacter 27 Pertumbuhan Bakteri Pertumbuhan Bakteri = Pertambahan jumlah sel/koloni bakteri Pertumbuhan Bakteri = Pembelahan Biner = Eksponensial = 2n ? Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri Suhu Optimum 27-30°C Kelembaban Tinggi = Baik Sinar Matahari Kuat Nutrisi Sedikit As = menghambat = menghambat bahan kimia, antibiotik, logam berat dan senyawa kimia tertentu Fase lag Adaptasi, persiapan pembelahan Fase log Pembelahan eksponensial Fase stasioner Pertumbuhan stabil Fase kematian Penipisan nutrisi, kematian sel Fase akhir Sel beradaptasi, mengalami perubahan komposisi dan ukuran kimiawi, dan intraseluler Tidak ada pertumbuhan populasi karena peningkatan bahan. Masuk ke pembelahan sel membelah dengan kecepatan konstan, massa menjadi 2x, kondisi pertumbuhan seimbang metabolisme sel dan kandungan nutrisi mulai menumpuk racun, akhirnya persaingan nutrisi menyebabkan beberapa sel mati dan yang lainnya terus tumbuh Pertumbuhan terus menerus mati konstan Sel mati karena penumpukan racun dan kekurangan nutrisi, jumlah sel mati bertambah dan jumlah sel berkurang secara eksponensial. Soal Pas Biologi 30 Reproduksi Bakteri 1. Aseksual akar Pembelahan Biner Setiap sel membelah menjadi dua Paraseksual Karena tidak terbentuk zigot 32 1. Transformasi masuknya DNA telanjang ke dalam sel bakteri Mengubah materi genetik sel bakteri Contoh Streptococcus pneumoniae, Neisseria gonorrhoeae Transformasi adalah ekspresi materi genetik asing yang masuk melalui dinding sel. Dinding sel terutama berfungsi untuk melindungi sel dari masuknya zat asing, termasuk DNA, tetapi dalam kondisi tertentu, dinding sel ini mungkin memiliki celah atau pori yang dapat dilalui DNA. Faktanya, kurang dari 1% spesies bakteri mampu melakukan transformasi spontan. Di sana, protein tertentu diproduksi yang dapat membawa DNA melalui dinding sel. Sementara itu, di laboratorium, kita bisa membuat bakteri menjadi kompeten sebutan untuk bakteri yang siap bertransformasi, misalnya dengan mendinginkannya dalam larutan yang mengandung kation divalen seperti Ca2+ untuk menembus dinding sel dan melewati DNA plasmid. jalan. Teknik heat-shock’ – pendinginan, pemanasan dan pendinginan lagi – memungkinkan bakteri dan DNA memasuki sel. Teknik ini ditemukan pada tahun 1972 oleh peneliti Stanley Cohen, Annie Chang dan Leslie Hsu. 33 2. Penularan perpindahan materi genetik dari satu sel bakteri ke sel bakteri lainnya melalui perantara bakteriofag 34. Makalah Fungi Botani Tumbuhan Rendah Pewarnaan 36 Gram Ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884, bakteri dibedakan berdasarkan komposisi dinding selnya. Tergantung pada ketebalan lapisan peptidoglikan di dinding sel, bakteri Gram positif dengan sistem pewarnaan menyerap violet peptidoglikan tebal dan kompak 30 lapisan, memiliki dinding sel dengan permeabilitas rendah, misalnya Staphylococcus aureus Gram- bakteri negatif menyerap red does peptidoglikan tipis 1 -2 lapisan memiliki dinding sel, tidak kompak, permeabilitas tinggi, contoh Escherichia coli, Escherichia coli adalah kemampuan medium untuk melewati zat seperti gram positif bakteri. . Dinding sel menyerap warna ungu dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal. Contoh bakteri ini termasuk Actinomyces, Lactobacillus, Propionibacterium, Eubacterium, Bifidobacterium, Arachnia, Clostridium dan Staphylococcus. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang dinding selnya menyerap pewarna merah dan memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis. Lapisan peptidoglikan pada bakteri Gram-negatif terletak di ruang periplasma antara membran plasma dan membran luar. 39 Bakteri gram negatif lebih bersifat patogen dibandingkan bakteri gram positif karena lapisan luar dinding selnya dapat melindungi bakteri dan sistem kekebalan inang serta mencegah masuknya obat antibiotik. Senyawa lipopolisakarida pada lapisan luar bakteri gram negatif dapat bersifat toksik beracun bagi inang sehingga menyebabkan aktivasi sistem kekebalan tubuh. Dinding sel tidak mengandung peptidoglikan polisakarida. Membran sel mengandung lipid Ribosom mengandung beberapa jenis RNA-polimerase. Kekuatan membran sel, membantu bertahan pada suhu tinggi, tidak peka terhadap antibiotik, berdasarkan lingkungannya ekstrim dibagi menjadi 3 – bakteri metanogenik – bakteri halofilik – bakteri termoasidofilik – bakteri termoasidofilik Termoplasma dan ferroplasma tidak memiliki dinding sel. Metana biogas diproduksi dengan mereduksi CO2 dan H2. CO2 + H2 CH4 metana Intoleransi oksigen. Hidup di lingkungan berawa, saluran pencernaan ruminansia menghasilkan gas metana, yang keluar dalam gelembung yang disebut gas rawa. Contoh Methanobacterium rawa-rawa, saluran Archaebacteria Dan Eubacteria. Bagaimana tumbuhan memperoleh makanan, bagaimana caranya memperoleh penghasilan dengan membuat blog, bagaimana cara memperoleh npwp, bagaimana cara memperoleh, bagaimana cara jamur memperoleh makanan, jelaskan bagaimana cara memperoleh koneksi internet dan jaringan, bagaimana cara memperoleh data dalam suatu penelitian, bagaimana cara tumbuhan memperoleh makanan, bagaimana cara memperoleh uang dari youtube, bagaimana cara protozoa memperoleh nutrisi, bagaimana janin didalam rahim memperoleh makanan untuk pertumbuhannya
BagaimanaCara Cyanobacteria Memperoleh Makanannya; 2 Tan 45; Industri Konstruksi Dan Kerajinan Termasuk Ke Dalam Tingkat Produksi; Struktur Ccl4; Faktor Penyebab Ketimpangan Interaksi Desa Kota Dari Aspek Ekonomi Adalah
- Bakteri Cyanobacteria juga dikenal sebagai Cyanophyta yang apabila dalam bahasa Indonesia disebut sianobakteri cyanobacteria atau ganggang biru adalah bakteri yang dapat berfotosintesis serta sebagian memiliki tubuh berbentuk benang seperti ganggang. Akan tetapi, Cyanobacteria bukanlah ganggang yang sebenarnya karena bersifat prokariotik, sedangkan ganggang memiliki sel eukariotik. Cyanobacteria merupakan salah satu anggota dari Eubacteria. Adapun point pokok penjelasan yang akan dibahas seputar klasifikasi cyanobacteria yakni struktur bakteri cyanobacteria, ciri-ciri cyanobacteria, bagaimana cara hidup bakteri cyanobacteria dan habitat cyanobacteria serta peranan bakteri cyanobacteria lengkap beserta contoh dan gambaran bakteri cyanobacteria yang akan dijelaskan di dalam materi biologi berikut ini. Ciri-ciri cyanobacteria Di bawah ini terdapat beberapa ciri-ciri bakteri cyanobacteria adalah antara lain sebagai berikut Uniseluler sel tunggal. Tubuh bakteri ini ada yang berbentuk filamen atau benang multiseluler dan berbentuk bulat soliter serta juga berkoloni uniseluler. Ukuran tubuh berkisar 1-60 pikometer sehingga mudah diamati dengan mikroskop. Dinding sel mengandung peptidoglikan. Membran sel bersifat selektif permeabel. Lapisan lendir yang menyelimuti dinding sel dan lain-lain. Cara hidup cyanobacteria Bakteri cyanobacteria hidup secara bebas meskipun bersimbiosis mutualisme dengan organisme lainnya. Hal ini terjadi karena cyanobacteria adalah organisme fotoautotrof yang mampu membuat makanannya sendiri fotosintesis dengan menggunakan karbon dioksida, amonia, nitrit, nitrat dan ion organik fosfat. Perlu diketahui bahwa cyanobacteria memiliki kesamaan dengan ganggang alga yakni memiliki klorofil a yang berfungsi sebagai sumber elektron dan mereduksi karbondioksida menjadi karbohidrat. Habitat cyanobacteria Seperti yang kita ketahui diatas bahwa bakteri cyanobacteria hidup secara bebas dan juga hidup diberbagai habitat yakni diantaranya adalah seperti di air laut, air tawar, sawah, rawa, kolam, tanah dan lain-lain. Populasi cyanobacteria akan tumbuh subur dengan cepat blooming pada saat-saat tertentu ketika jumlah nutrisi di dalam lingkungan sangat mencukupi. Blooming cyanobacteria terjadi di perairan yang mengandung limbah industri atau pertanian yang mengandung kadar nitrogen/fosfat yang tinggi.
Carahidup : Berdasarkan cara memperoleh makanannya: Bakteri Heterotrof -> bakteri yang makanannya berupa senyawa organik dari organisme lain; Dari pelajaran ini, saya juga mendapatkan bagaimana cara mencegah penyakit yang disebabkan bakteri, seperti diare, muntaber dan sebagainya. 2. Andrea
Cyanobacteria establish symbiosis with plant groups widely spread within the plant kingdom, including fungi lichenized fungi and one non-lichenized fungus, Geosiphon, bryophytes, a water-fern, one gymnosperm group, the cycads, and one flowering plant the angiosperm, Gunnera [2, 35, 36].From Biology of the Nitrogen Cycle, 2007CyanobacteriaSteven L. Percival, David W. Williams, in Microbiology of Waterborne Diseases Second Edition, 2014AbstractCyanobacteria are Gram-negative bacteria. Five types of cyanobacteria have been identified as toxin producers, including two strains of Anabaena flosaquae, Aphanizomenon flosaquae, Microcystis aeruginosa and Nodularia species. Cyanobacterial toxins are of three main types hepatotoxins, neurotoxins and lipopolysaccharide LPS endotoxins. Acute illness following consumption of drinking water contaminated by cyanobacteria is more commonly gastroenteritis. Cyanobacteria are not dependent on a fixed source of carbon and, as such, are widely distributed throughout aquatic environments. These include freshwater and marine environments and in some soils. Direct microscopic examination of bloom material will allow identification of the cyanobacterial species present. Preventing the formation of blooms in the source water is the best way to assure cyanobacteria-free drinking water and membrane filtration technology has the potential to remove virtually any cyanobacteria or their toxins from drinking water. Cyanobacteria have the ability to grow as chapter discusses Cyanobacteria, including aspects of its basic microbiology, natural history, metabolism and physiology, clinical features, pathogenicity and virulence, survival in the environment, survival in water and epidemiology, evidence for growth in a biofilm, methods of detection, and finally, risk full chapterURL Garcia-Pichel, in Encyclopedia of Microbiology Third Edition, 2009IntroductionCyanobacteria constitute a phylogenetically coherent group of evolutionarily ancient, morphologically diverse, and ecologically important phototrophic bacteria. They are defined by their ability to carry out oxygenic photosynthesis water-oxidizing, oxygen-evolving, plant-like photosynthesis. With few exceptions, they synthesize chlorophyll a as major photosynthetic pigment and phycobiliproteins as light-harvesting pigments. All are able to grow using CO2 as the sole source of carbon, which they fix using primarily the reductive pentose phosphate pathway. Their chemoorganotrophic potential is restricted to the mobilization of reserve polymers mainly glycogen during dark periods, although some strains are known to grow chemoorganotrophically in the dark at the expense of external sugars. As a group, they display some of the most sophisticated morphological differentiation among the bacteria, and many species are truly multicellular organisms. Cyanobacteria have left fossil remains as old as 2000–3500 million years, and they are believed to be ultimately responsible for the oxygenation of Earth’s atmosphere. During their evolution, through an early symbiotic partnership, they gave rise to the plastids of algae and higher plants. Today cyanobacteria make a significant contribution to the global primary production of the oceans and become locally dominant primary producers in many extreme environments, such as hot and cold deserts, hot springs, and hypersaline environments. Their global biomass has been estimated to exceed 1015 g of wet biomass, most of which is accounted for by the marine unicellular genera Prochlorococcus and Synechococcus, the filamentous genera Trichodesmium a circumtropical marine form, as well as the terrestrial Microcoleus vaginatus and Chroococcidiopsis sp. of barren lands. Blooms of cyanobacteria are important features for the ecology and management of many eutrophic fresh and brackish water bodies. The aerobic nitrogen-fixing capacity of some cyanobacteria makes them important players in the biogeochemical nitrogen cycle of tropical oceans, terrestrial environments, and in some agricultural lands. Because of their sometimes large size, their metabolism, and their ecological role, the cyanobacteria were long considered algae; even today it is not uncommon to refer to them as blue-green algae, especially in ecological the possible exception of their capacity for facultative anoxygenic photosynthesis, cyanobacteria in nature are all oxygenic photoautotrophs. It can be logically argued that after the evolutionary advent of oxygenic photosynthesis, the evolutionary history of cyanobacteria has been one geared toward optimizing and extending this metabolic capacity to an increasingly large number of habitats. This article provides an overview of the characteristics of their central metabolism and a necessarily limited impression of their diversity. Generalizations might, in the face of such diversity, easily become simplifications. Whenever they are made, the reader is reminded to bear this in full chapterURL ToxinsK. Sivonen, in Encyclopedia of Microbiology Third Edition, 2009Cyanobacteria General DescriptionCyanobacteria are autotrophic microorganisms that have a long evolutionary history and many interesting metabolic features. Cyanobacteria carry out oxygen-evolving, plant-like photosynthesis. Earth’s oxygen-rich atmosphere and the cyanobacterial origin of plastids in plants are the two major evolutionary contributions made by cyanobacteria. Certain cyanobacteria are able to carry out nitrogen fixation. Cyanobacteria occur in various environments including water fresh and brackish water, oceans, and hot springs, terrestrial environments soil, deserts, and glaciers, and symbioses with plants, lichens, and primitive animals. In aquatic environments, cyanobacteria are important primary producers and form a part of the phytoplankton. They may also form biofilms and mats benthic cyanobacteria. In eutrophic water, cyanobacteria frequently form mass occurrences, so-called water blooms. Cyanobacteria were formerly called blue-green algae. Mass occurrences of cyanobacteria can be toxic. They have caused a number of animal poisonings and are also a threat to human full chapterURL metabolism of great biotechnological interest Metabolic engineering and synthetic biology of cyanobacteriaRyo Kariyazono, ... Takashi Osanai, in Cyanobacterial Physiology, 2022AbstractCyanobacteria perform oxygenic photosynthesis, a potential platform for bioproduction based on CO2. Cyanobacteria produce glycogen and other sugars from fixed CO2 via photosynthesis. These bacteria possess characteristic metabolism and metabolic enzymes. Unicellular cyanobacteria are considered suitable tools for bioproduction because genetic manipulation by homologous recombination is available for several cyanobacterial species. Genetic manipulation enables cyanobacteria to produce value-added products, such as sugars and bioplastic compounds. Hence, metabolic engineering of cyanobacteria has attracted considerable research interest worldwide. This review summarizes the various tools for genetic manipulation and metabolic enzymes that have been developed recently, evoking the era of synthetic biology in full chapterURL cell death in cyanobacteria Evidences, classification, and significancesJiada Li, ... Jie Li, in Cyanobacterial Physiology, 2022AbstractCyanobacteria, the most ancient prokaryotic organisms, are still thriving and dominating in many marine and freshwater ecosystems. The death of cyanobacteria plays a great role in aquatic food web regulations, biogeochemical cycles, and climate changes. It has been a long time since more efforts were made to test whether an active cell death, which is of crucial importance in multicellular organism development and aging, also occurs in cyanobacteria. Currently, two main types of cell deaths in cyanobacteria have been proposed accidental cell death ACD and regulated cell death RCD. In this chapter, we scrutinize the methods and evaluate the evidence that have been extensively used to characterize RCD in cyanobacteria. We also review the role of caspase homologs in the death of cyanobacteria. This work has been proposed to classify cyanobacterial cell death types on the basis of the involvement of caspase homologs and to summarize the significance of RCD in full chapterURL Applications in BiotechnologyJay Kumar, ... Ashok Kumar, in Cyanobacteria, 2019AbstractCyanobacteria, the first oxygen-evolving group of photosynthetic Gram-negative prokaryotes, are unique among microbial world and grow in diverse habitats. Cyanobacteria synthesize a vast array of novel secondary metabolites including biologically active compounds with antibacterial, antiviral, antifungal, and anticancer activities. Certain other important metabolites reported from cyanobacteria, include enzymes, toxins, UV-absorbing pigments, and certain fluorescent dyes. Furthermore, biofuel production by cyanobacteria constitutes one of the most promising areas for biotechnological applications. In addition, production of alcohols and isoprenoids, biopolymers, recombinant proteins, and single-cell protein employing modern tools of genetic engineering seems attractive. In the field of agriculture, potent N2-fixing cyanobacteria could be exploited as bio-factory to produce biofertilizer for enriching the fertility of soil. There is a need to develop suitable genome engineering tools in cyanobacteria to produce fuels, value-added compounds, and feedstocks in a sustainable way. In this chapter, an overview of the potential applications of cyanobacteria in various sectors of biotechnology is full chapterURL clock in cyanobacteriaKazuki Terauchi, Yasuhiro Onoue, in Cyanobacterial Physiology, 2022AbstractCyanobacteria are the simplest organisms possessing a circadian clock. Previously, it was proposed that the circadian clock was absent in prokaryotes. However, in the 1980s, studies reported that the nitrogen-fixing activity of certain cyanobacteria exhibited circadian oscillations. The establishment of a method to measure circadian rhythms by introducing the luciferase gene into Synechococcus elongatus PCC7942 has enabled us to analyze the circadian clock in cyanobacteria at the molecular level. The discovery of three clock genes kaiABC and the success of the circadian clock reconstitution system using three clock proteins and ATP have made cyanobacteria a model organism for circadian clock full chapterURL Biology, Part AThorsten Heidorn, ... Peter Lindblad, in Methods in Enzymology, 2011AbstractCyanobacteria are the only prokaryotes capable of using sunlight as their energy, water as an electron donor, and air as a source of carbon and, for some nitrogen-fixing strains, nitrogen. Compared to algae and plants, cyanobacteria are much easier to genetically engineer, and many of the standard biological parts available for Synthetic Biology applications in Escherichia coli can also be used in cyanobacteria. However, characterization of such parts in cyanobacteria reveals differences in performance when compared to E. coli, emphasizing the importance of detailed characterization in the cellular context of a biological chassis. Furthermore, cyanobacteria possess special characteristics multiple copies of their chromosomes, high content of photosynthetically active proteins in the thylakoids, the presence of exopolysaccharides and extracellular glycolipids, and the existence of a circadian rhythm that have to be taken into account when genetically engineering this chapter, the synthetic biologist is given an overview of existing biological parts, tools and protocols for the genetic engineering, and molecular analysis of cyanobacteria for Synthetic Biology full chapterURL ecological diversity and biosynthetic potential of cyanobacteria for biofuel productionGalyna Kufryk, in Cyanobacterial Lifestyle and its Applications in Biotechnology, 2022AbstractCyanobacteria are a diverse group of prokaryotic microorganisms that accomplish oxygenic photosynthesis, and exist in virtually every environment that has a sufficient amount of light. Marine cyanobacteria make an important contribution to the reduction of carbon dioxide and oxygen accumulation in the atmosphere, and nitrogen-fixing cyanobacterial strains improve soil fertility. Ecological diversity of cyanobacteria, their limited nutritional needs, and well-developed systems for genetic manipulations of cyanobacteria provide a great advantage for the utilization of these organisms in biotechnology. Cyanobacterial strains can produce a variety of compounds that can be used as biofuels, such as alcohols, lipids, hydrocarbons, and molecular hydrogen. As the yields of these compounds continue to be improved by the genetic modifications, cyanobacteria gain greater attention as they can serve as an economically viable and environmentally sensible option for the efficient utilization of solar energy for the production of renewable full chapterURL cellsRungaroon Waditee-Sirisattha, Hakuto Kageyama, in Cyanobacterial Physiology, ReproductionMost cyanobacteria reproduce via binary fission; however, some cyanobacteria have evolved interesting reproductive strategies. For instance, some unicellular cyanobacteria can produce baeocytes and exocytes, which can be differentiated from the mother cell by their size, shape, and successive multiple fission, with subsequent release into the environment [42]. Regarding unicellular ones, small and easily dispersible cells called baeocytes are formed by some strains when cell division occurs by multiple fission [41,42].Filamentous cyanobacteria produce short, motile filaments known as hormogonia. Under unfavorable conditions, filamentous cyanobacteria, such as Nostocales, produce long-term or overwintering reproductive cells referred to as akinetes [43].Read full chapterURL
Bakteriparasit dapat ditemukan pada tubuh manusia, hewan maupun tumbuhan. Bakteri parasit ini dibedakan menjadi empat jenis, yaitu: 1) Bakteri parasit fakultatif, artinya dapat hidup sebagai parasit atau bisa juga sebagai saprofit. 2) Bakteri parasit obligat, artinya hanya mutlak hidup sebagai parasit. 3) Bakteri patogen, artinya menimbulkan
Cyanobacteria juga berperan sangat penting untuk menambah materi-materi organik ke dalam tanah. Spiriluna mampu menghasilkan senyawa karbohidrat ang lumayan dan senyawa organic lain sangat tinggi yang diperlukan oleh manusia sebagai sumber pangan yang mengandung banyak sekali protein di dalamnya. Apa Peranan Cyanobacteria dalam Kehidupan? Cyanobacteria yaitu sebagai pengikat nitrogen bebas artinya Peran Cyanobacteria yaitu mengikat nitrogen yang utama di alam, nitrogen sendiri sangat diperlukan oleh tanaman sehingga cyanobacteria menguntungkan untuk tanaman contohnya adalah Nostoc Commune, Anabaena Cycadae dan Anabaena azollae. Apa yang menjadi ciri khas dari Cyanobacteria? Ganggang biru atau cyanobacteria merupakan salah satu filum dari eubacteria. Adapun ciri–ciri dari cyanobacteria adalah sebagai berikut Organisme prokariotik. Cyanobacteria juga belum memiliki beberapa macam organel mitokondria dan plastida seperti yang telah dimiliki sel eukariotik. Apa yang anda ketahui tentang Cyanobacteria? Cyanophyta merupakan salah satu jenis plankton atau ganggang yang memiliki pigmen dominan hijau biru sehingga sering juga disebut sebagai ganggang hijau biru. Di samping itu, Cyanophyta juga disebut sebagai Cyanobacteria. Apakah Cyanobacteria memiliki alat gerak? Tidak semua Cyanobacteria bersel tunggal, misalnya Anabaena yang berbentuk seperti benang. Bacteria adalah uniseluler. Cyanobacteria tidak memiliki alat gerak. Bagaimana cara hidup Cyanobacteria tersebut? Jawaban. Cyanobacteria dapat hidup secara bebas maupun bersimbiosis mutualisme dengan organisme lainnya. Mengapa Anabaena azollae dapat bermanfaat bagi kehidupan jelaskan? Azolla bermanfaat bagi Anabaena karena dapat berperan sebagai inang melalui suplai oksigen dan nitrogen yang dapat digunakan. . Fiksasi nitrogen yang dilakukan oleh Anabaena azollae adalah gas nitogen atmosfer N2 diubah kedalam bentuk ammonia NH3. Apa itu blooming pada Cyanobacteria? Pada saat-saat tertentu ketika jumlah nutrisi dalam lingkungan mencukupi, populasi Cyanobacteria tumbuh subur dengan cepat, yang disebut blooming. Blooming Cyanobacteria sering terjadi di perairan yang mengandung limbah industri atau limbah pertanian dengan kadar nitrogen atau fosfat yang tinggi. Bagaimana Cara hidup dan habitat dari Cyanobacteria? Cyanobacteria dapat hidup di berbagai habitat, antara lain di air laut, air tawar, rawa, sawah, kolam, air got, tanah, tembok, batu, gurun, bahkan menempel pada tumbuh-tumbuhan. Bagaimana cara Cyanobacteria memperoleh makanan? Sedangkan seluruh anggota kelompok Cyanobacteria memperoleh makanannya secara autotrof. Hal ini dikarenakan karakteristik khas yang dimiliki oleh kelompok Cyanobacteria yaitu memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis untuk membuat makanannya. Apa yang dimaksud Cyanobacteria brainly? Cyanobacteria termasuk ke dalam kelompok eubacteria bakteri Ciri-ciri 1. Umumnya bersel satu, tetapi ada juga yang berbentuk benang atau koloni. 2. Berklorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis. Mengapa Cyanobacteria disebut juga ganggang hijau biru? Sebagai tambahan, organisme ini mengandung fikosianin yang merupakan pigmen warna biru. Kombinasi klorofil a dan fikosianin inilah yang membuat karakter warna hijau–biru, yang menjadi dasar penamaan Sianobakteri sebagai ganggang hijau–biru. Di manakah Cyanobacteria dapat ditemukan? Cyanobacteria dapat dikatakan sebagai mikroorganisme tersukses di Bumi. Bakteri ini secara genetik memiliki banyak variasi dan mereka juga dapat hidup di berbagai macam habitat di seluruh penjuru bumi. Pada umumnya tersebar dalam berbagai tempat misalnya di perairan, tanah, batu-batuan serta bongkahan batu. Apakah Cyanobacteria memiliki flagela? Setiap individu sel umumnya memiliki dinding sel yang tebal, lentur, dan Gram negatif. Sianobakteri tidak memiliki flagela. Apakah Cyanobacteria tidak memiliki kloroplas? Cyanobacteria memiliki beberapa karakteristik tertentu seperti Bersifat prokariotik tidak memiliki membran inti. Mempunyai klorofil a. Klorofil tidak dalam kloroplas, melainkan pada membran tilakoid. Dalam hal apa saja yang membedakan bakteri dengan Cyanobacteria? 1 Jumlah sel Tidak semua Cyanobacteria bersel tunggal, misalnya Anabaena yang berbentuk seperti benang. . Bacteria adalah uniseluler. 2 Alat gerak Cyanobacteria tidak memiliki alat gerak. Bacteria memiliki alat gerak berupa flagelum. Bagaimana peristiwa blooming Cyanobacteria dapat merugikan lingkungan? Blooming menyebabkan perairan tertutup oleh Cyanobacteria sehingga oksigen dan cahaya matahari tidak bisa menembus ke bagian bawah perairan. Hal ini dapat menyebabkan kematian tumbuhan dan ikan yang hidup di dalamnya. Apa yang dimaksud dengan Anabaena? Anabaena adalah genus cyanobacteria berbentuk filamen yang hidup sebagai plankton. Anabaena dikenal untuk kemampuan memfiksasi nitrogen, dan Anabaena membentuk hubungan simbiosis dengan tanaman tertentu, seperti Azolla. Apakah makna simbiosis antara Anabaena azollae dengan Azolla pinnata untuk kedua tumbuhan tersebut dan juga bagi para petani? Jawaban. Asosiasi Azolla pinnata dengan Anabaena azollae saling menguntungkan karena dapat mengikat nitrogen, sedangkan Azolla pinnata memberikanperlindungan kehidupan bagi Anabaena azollae. Penambatan nitrogendipengaruhi oleh kandungan unsur hara tertentu dalam medium tumbuhnya dankeadaan lingkungan . Mengapa Azolla pinnata dapat dimanfaatkan? Tumbuhan ini digunakan sebagai pupuk karena kaya akan nitrogen hasil simbiosis dengan ganggang biru Anabaena azollae yang hidup di dalam rongga daunnya. Ganggang biru inilah yang mampu mengikat nitrogen dari udara bebas menjadi unsur nitrogen yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. References Pertanyaan Lainnya1Apa ciri-ciri ada gerhana bulan?2Bagaimana cara memanaskan bahan menggunakan tabung reaksi dan penjepit?3Jelaskan apa yang dapat diteladani dari asmaul husna Al Akhir?4Apa saja contoh kata kerja dalam bahasa inggris?5Apa saja kebutuhan tersier?6Halo Apa kabar bahasa Jepang nya?7Apa saja budidaya tanaman hias?8Kenapa saat penggaris digosok-gosokkan pada rambut kering?9Jelaskan 3 langkah tepat dalam memperbaiki kerusakan hutan?10Apa saja yang merupakan alamat sel?
Ltulahsebabnya cyanobacteria dikatakan sebagai. Manfaat gloeotrichia selain sebagai organisme yang memfiksasi nitrogen, juga dapat menyebabkan blooming pada perairan air tawar. Cyanobacteria biasanya hidup di lingkungan yang sedikit asam hingga basa. Oscillatoria princeps merupakan cyanobacteria berbentuk benang dengan ukuran tubuh terbesar.
Cyanobacteria siano = biru-hijau adalah jenis ganggang yang terdapat secara alami di lingkungan akuatik dan terestrial. Dalam kondisi yang tepat, cyanobacteria dapat tumbuh pesat mengakibatkan mekar alga Blooming . Faktor-faktor lingkungan seperti cahaya, suhu, dan nutrisi berkontribusi untuk pembentukan mekar. Mekar ganggang ini mungkin tampak hijau, merah, ungu, atau berwarna karat, kadang-kadang menyerupai cat tumpah. Sebuah mekar dapat ditemukan di permukaan air, di bawah permukaan, atau bercampur diseluruh kolom air. Cyanobacteria dapat hidup secara bebas maupun bersimbiosis mutualisme dengan organisme lainnya. Hal ini disebabkan Cyanobacteria merupakan organisme fotoautotrof yang mampu berfotosintesis untuk menyusun makanannya sendiri dengan menggunakan senyawa sederhana, seperti karbon dioksida CO2, amonia NH3, nitrit NO2, nitrat NO3, dan ion anorganik lainnya misalnya fosfat, PO43-. Cyanobacteria memiliki kesamaan dengan alga ganggang, yaitu memiliki klorofil a, mampu menggunakan air sebagai sumber elektron, dan mereduksi karbon dioksida menjadi karbohidrat. 2. Habitat Cyanobacteria Cyanobacteria dapat hidup di berbagai habitat, antara lain di air laut, air tawar, rawa, sawah, kolam, air got, tanah, tembok, batu, gurun, bahkan menempel pada tumbuh-tumbuhan. Beberapa spesies dapat hidup di habitat yang ekstrem, misalnya di perairan yang bersuhu tinggi ±72°C atau di lingkungan asam dengan pH 4, contohnya Synechococcus lividus. Di mata air panas Yellowstone National Park yang bersuhu 72°C, Cyanobacteria dapat tumbuh subur dan terlihat sebagai lapisan tipis berlendir yang mengambang di permukaan air. Pada saat-saat tertentu di mana jumlah nutrisi dalam Lingkungan mencukupi, maka populasi Cyanobacteria tumbuh subur dengan cepat, yang disebut blooming. Blooming Cyanobacteria sering terjadi di perairan yang mengandung limbah industri atau limbah pertanian dengan kadar nitrogen atau fosfat yang tinggi. Blooming menyebabkan perairan tertutup oleh Cyanobacteria sehingga oksigen dan cahaya matahari tidak bisa menembus ke bagian bawah perairan. Hal ini dapat menyebabkan kematian tumbuhan dan ikan yang hidup di dalamnya. Blooming Microcystis sp. dan Nodularia sp. ternyata menimbulkan masalah lain, yaitu menghasilkan racun toksin yang membahayakan organisme lainnya. Di Australia, sejumlah biri-biri mati setelah meminum air yang mengandung racun akibat blooming Cyanobacteria di suatu telaga. Jumlah populasi Cyanobacteria yang melimpah, juga dapat memberikan warna tertentu pada habitatnya, seperti Oscillatoria rubescens, Cyanobacteria berpigmen merah yang memberikan warna merah di laut Merah, Timur Tengah. Anabaena azollae yang hidup bersimbiosis mutualisme dengan tumbuhan paku air Azolla pinnata, tampak sebagai hamparan hijau yang mengambang di sawah. Anabaena azollae ini dapat mengikat nitrogen sehingga membantu menyuburkan tanah. Beberapa jenis Cyanobacteria seperti Nostoc dapat hidup bersimbiosis mutualisme dengan jamur membentuk lichen, yang dapat hidup di tempat di mana organisme lain tidak dapat hidup misalnya di tembok atau batu, sehingga berperan sebagai organisme perintis pioner. Organisme perintis mampu membuka lahan baru untuk tumbuhnya organisme lainnya, seperti lumut dan paku-pakuan. Dalam hubungan simbiosis mutualisme ini, Cyanobacteria memberikan makanan berupa senyawa organik bagi jamur, sedangkan jamur menyediakan lingkungan, kelembapan, dan perlindungan bagi Cyanobacteria.
BagaimanaCara Nyamuk Beradaptasi Untuk Memperoleh Sumber Makanan Hubungi: 081313444221 Jasa Service Mesin Fogging Bisa Ditunggu. Garda Pest Control Melayani: Jasa Garda Pest Control HP: 0812-8394-2121 - PT.
Kandungan bioaktif Cyanobacteria meliputi fikosianin, karotenoid, asam linolenat, serat, protein, dan fitosterol. Pengolahan dan penggunaan ganggang biru hijau ini semakin berkembang pesat, salah satu hasilnya yaitu suplemen herbal spirulina. Sel spirulina memiliki nilai gizi dan daya cerna yang tinggi karena kaya akan serat dan kandungan protein, serta sebagai sumber antioksidan, koenzim, dan vitamin. Lebih jauh, Cyanobacteria juga berkhasiat untuk mencegah beberapa risiko penyakit, seperti penyakit kardiovaskular, penyakit perlemakan hati nonalkoholik, membantu menurunkan tekanan darah tinggi, dan mengurangi plasma trigliserida. Meski begitu, Anda perlu berhati-hati dengan kelompok bakteri ini. Mengutip dari situs US Environmental Protection Agency, sianobakteria dapat bersifat toksik beracun dan menimbulkan masalah kesehatan pada manusia. Bahaya Cyanobacteria untuk kesehatan Pada dasarnya, sebagian besar spesies alga atau ganggang tidak berbahaya. Namun, sianobakteri yang berkembang dalam jumlah banyak, atau disebut juga Cyanobacteria bloom, merupakan pencemaran lingkungan yang bisa membahayakan kesehatan. Menurut situs Center for Disease Control and Prevention, Cyanobacteria bloom di sebuah kawasan di Amerika justru bersifat toksik Cyanotoxin dan mulai mengaliri perairan di tempat wisata, bahkan air keran di kawasan permukiman. Ketika air keran terkontaminasi, paparan racun dari ganggang biru hijau ini dapat terjadi melalui aktivitas sehari-hari, seperti penggunaan air untuk kebutuhan rumah tangga. Cyanotoxin mengandung beberapa racun seperti mikrosistin, nodularin, silindrospermopsin, anatoxin-a, anatoin-a, lyngbyatoxin, dan saxitoxins. Kontaminasi Cyanotoxin dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan seperti berikut. 1. Gangguan pencernaan Pertumbuhan Cyanobacteria yang meluas dapat meningkatkan konsentrasi mikrosistin bakteri ini. Bila mikrosistin yang tertelan melebihi batas toleransi tubuh terhadap racun, Anda berisiko mengalami masalah pencernaan yang meliputi mual, muntah, diare, nyeri perut, dan peningkatan enzim hati. Selain sistem pencernaan, efek mengonsumsi ganggang ini bisa berupa pusing, lemas, hingga kerusakan hati. 2. Masalah pernapasan Pengolahan Cyanobacteria menjadi bahan pangan maupun obat dan suplemen juga menghasilkan aerosol toksik. Jika menghirup aerosol beracun yang mencemari udara ini, Anda berisiko mengalami masalah kesehatan seperti rinitis, sakit tenggorokan, bronkospasme penyempitan saluran napas, dan pneumonia. Udara yang mengandung aerosol Cyanotoxin bisa terhirup ketika Anda tidak menggunakan alat pelindung diri dengan tepat. 3. Masalah pada kulit Anda bisa terpapar air yang terkontaminasi Cyanotoxin saat Anda beraktivitas atau berenang. Paparan ini dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kulit, seperti sensasi terbakar di kulit, dermatitis, dan muncul ruam di area bibir seperti melepuh. Ciri-ciri perairan yang terkontaminasi adalah munculnya banyak ganggang sehingga air berubah warna menjadi kehijauan, hijau kebiruan, atau hijau kecokelatan. Tahukah Anda? Perkembangbiakan Cyanobacteria yang masif di perairan termasuk proses pencemaran air yang terjadi secara alami. 4. Gangguan pada mata Aerosol Cyanotoxin yang terkena mata juga dapat mengakibatkan masalah seperti konjungtivitis, lakrimasi, mata bengkak, dan fotofobia. Jangan tunda untuk mendatangi fasilitas layanan kesehatan terdekat bila Anda mengalami masalah pada akibat paparan Cyanotoxin. Cara mengatasi bahaya Cyanobacteria Penanganan yang diberikan pada seseorang yang terpapar Cyanobacteria biasanya berupa perawatan untuk mengurangi gejala. Meski begitu, perawatan yang dijalani bisa bersifat pengobatan di rumah maupun penanganan medis, bergantung seberapa parah gejala yang dialami. Di bawah ini beberapa cara mengatasi efek yang ditimbulkan oleh paparan Cyanotoxin yang terangkum dalam situs CDC. Hentikan paparan dengan menghindari makanan, air, atau area yang terkontaminasi. Pastikan mencukupi kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Arang aktif diyakini dapat membantu pengobatan jika dikonsumsi 1 – 2 jam setelah menelan racun selama tidak ada kontraindikasi atau efek berat. Segera basuh kulit yang terpapar dengan sabun dan air mengalir. Penggunaan antihistamin dan krim steroid mungkin dapat dipertimbangan dan harus dalam pengawasan tenaga medis. Segera bawa ke IGD rumah sakit atau puskesmas terdekat bila mata Anda terpapar Cyanotoxin atau mengalami efek samping serius lainnya. Untuk mencegah bahayanya, hindari minum air dari sumber yang Anda curigai terpapar ganggang biru hijau ini. Jauhi area yang ditumbuhi banyak Cyanobacteria atau warna air yang hijau dan kecokelatan saat Anda berenang maupun melakukan aktivitas lainnya.
Pengertianfotosintesis dan prosesnya pada tumbuhan - Tumbuhan itu tidak berpindah tempat, tumbuhan selalu memproduksi makanannya sendiri jadi dapat disebut sebagai produsen dan selalu menggantungkan diri terhadap apa yang didapatkannya dari lingkungan tempat dia tumbuh. Tumbuhan menproduksi makanannya dengan cara fotosintesis.
A. BAKTERI AUTOTROF DAN BAKTERI HETEROTROF Berdasarkan cara memperoleh makanan, bakteri dibedakan menjadi dua yaitu, bakteri autotrof dan bakteri heterotrof. Bakteri Autotrof Bakteri autotrof auto=sendiri, trophein = makanan adalah bakteri yang dapat membuat makanan sendiri dari senyawa anorganik. Untuk membuat makanannya, bakteri memerlukan energi. Berdasarkan asal sumber energi yang digunakan untuk menyusun makanan, bakteri dibedakan menjadi dua, yaitu bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof. I. Bakteri fotoautotrof Bakteri fotoautotrof foton = cahaya, auto = sendiri, trophein = makanan, adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri menggunakan energi yang berasal dari cahaya matahari atau melalui proses fotosintesis. Bakteri fotoautotrof memiliki pigmen-pigmen fotosintetik, antara lain pigmen hijau yang disebut bakterioklorofil bakterioviridin, pigmen ungu bakteriorpurpurin, pigmen kuning karoten, dan pigmen merah yang disebut bakteriorhodopsin. Contoh bakteri fotoautotrof antara lain Rhodopseudomonas dan Rhodospirillum berwarna kemerahan dan tidak menghasilkan belerang, Thiocystis dan Thiospirillum berwarna ungu kemerahan dan menghasilkan belerang, serta Chlorobium berwarna hijau, berfotosintesis jika ada hidrogen sulfida, dan menghasilkan belerang. II. Bakteri kemoautotrof Bakteri kemoautotrof chemo = kimia, auto = sendiri, trophein = makanan adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri menggunakan energi kimia. Energi kimia berasal dari reaksi oksidasi senyawa anorganik, misalnya amonia NH3, nitrit HNO2, belerang S, dan FeCO3. Contoh bakteri kemoautotrof, antara lain Thiobacillus ferrooxidans, Cladothrix dan Leptothrix ochracea mengoksidasi ion besi, Nitrosomonas dan Nitrosococcus mengoksidasi amonia, Nitrobacter mengoksidasi nitrit, Methanomonas mengoksidasi metana, Hydrogenomonas mengoksidasi gas hidrogen, serta Thiobacillus thiooxidans mengoksidasi belerang. Beberapa reaksi kimia yang dilakukan bakteri kemoaotutrof adalah sebagai berikut. Bakteri yang mengoksidasi amonia Nitrosomonas dan Nitrosococcus dan nitrit Nitrobacter disebut bakteri nitrifikasi. Selain bakteri yang telah disebutkan diatas, ada lagi satu golongan bakteri yang termasuk bakteri kemoautotrof, yaitu golongan bakteri denitrifikasi. Bakteri denitrifikasi adalah bakteri yang mereduksi senyawa nitrat menjadi nitrit dan nitrit menjadi amonia. Senyawa nitrit dan amonia merupakan racun bagi tanaman. Proses denitrifikasi dapat terjadi jika sirkulasi udara di dalam tanah kurang lancar. Golongan bakteri denitrifikasi, antara lain dari genus Pseudomonas, Micrococcus, Beggiatoa, dan Bacillus. Bakteri heterotrof Bakteri heterotrof hetero = yang lain, trophein = makanan adalah bakteri yang mendapatkan makanan berupa senyawa organik dari senyawa lainnya. Bakteri heterotrop dapat hidup secara saproba pengurai, parasit, dan simbiosis mutualisme. a. Bakteri saproba pengurai. Bakteri saproba adalah bakteri yang memperoleh makanan dengan cara menguraikan organisme yang sudah mati atau bahan organik lainnya. Bakteri saproba merupakan organisme pengurai dekomposer bangkai, tumbuhan yang sudah mati, dan sampah. Bakteri saproba ada yang menguntungkan dan ada pula yang merugikan bagi manusia. Contoh bakteri saproba antara lain Escherichia coli pengurai sisa-sisa makanan di usus besar, Cellvibrio dan Cellfacicula pengurai selulosa di dalam tanah, Alcaligenes saproba di dalam usus besar vertebrata dan dapat menyebabkan kekentalan serta dapat menimbulkan benang-benang pada susu, Beggiatoa alba banyak terdapat pada tanah yang tergenang air, Clostridium botulimun saproba pada makanan yang basi atau makanan kaleng dan menhasilkan racun, Loucothrix saproba di air laut yang mengandung sisa-sisa zat organik dari ganggang, Aerobacter aerogenes saproba pada usus besar vertebrata, dan Lactobacillus casei digunakan pada pembuatan keju. b. Bakteri parasit. Bakteri parasit adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari tubuh organisme lain yang ditumpanginya. bakteri parsit pada umumnya bersifat patogen menimbulkan penyakit bagi tubuh inang. beberapa bakteri parasit bersifat oportunis, artinya bakteri tersebut hidup di dalam tubuh inang dan dapat menyebabkan penyakit ketika sistem pertahan tubuh inang melemah akibat berbagai faktor. Contoh bakteri parasit, antara lain Corynebacteriium diphtheriae menyebabkan penyakit difteri, Bordetella pertussis penyebab batuk rejan, Francisella tularensis menyebabkan penyakit tularemia pada hewan dan dapat menular pada manusia, Mycobacterium leprae penyebab penyakit lepra, Mycobacterium tuberculosis penyebab TBC, Mycobacterium bovis parasit pada lembu, Chlamydia trachomatis penyebab kebutaan, dan Mycobacterium avium parasit pada unggas. c. Bakteri yang bersimbiosis mutualisme. Bakteri yang bersimbiosis mutualisme adalah bakteri yang mendapatkan makanan dari organisme lain, tetapi mampu memberikan keuntungan bagi organisme pasanagan simbiosisnya. Contoh bakteri yang bersimbiosis mutualisme adalah Rhizobium leguminosarum yang hidup pada akar tanaman kacang-kacangan Leguminosae. Bakteri Rhizobium berada di dalam tanah, kemudian masuk ke dalam rambut akar tanaman polong-polongan, dan menyebabkan jaringan akar tanaman tumbuh membentuk nodul bintil-bintil seperti kutil. Bakteri ini memperoleh makanan dari sel-sel akar dan mampu mengikat nitrogen bebas di udara untuk memenuhi kebutuhan hidup tumbuhan inang. Bakteri Escherichia coli yang hidup di usu besar manusia bisa dikatakan sebagai simbiosis mutualisme karena bakteri tersebut memperoleh makanan dari sisa-sisa pencernaan, sedangkan manusia memperoleh keuntungan karena bakteri membantu penguraian sisa-sisa makanan dan menghasilkan vitamin K. B. Bakteri Aerob dan Anaerob. Agar dapat menghasilkan energi, bakteri perlu merombak makanannya melalui proses respirasi secara aerobik atau secara anaerobik. Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, bakteri dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bakteri aerob, bakteri anaerob fakultatif, dan bakteri anaerob obligat. Bakteri Aerob Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidupnya. Jika tidak ada oksigen, bakteri aerob akan mati. Bakteri aerob menggunakan glukosa atau zat organik lainnya misalnya etanol untuk dioksidasi menjadi CO2 karbon dioksida, H2O air, dan sejumlah energi. Bakteri aerob antara lain Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrobacter, Methanomonas pengoksidasi metan, Hydrogenomonas, Thiobacillus thiooxidans, dan Nocardia asteroides penyebab penyakit paru-paru. Reaksi yang terjadi 2. Bakteri Anaerob Fakultatif. Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat hidup dengan baik jika ada oksigen maupun tidak ada oksigen. Contoh bakteri anerob fakultatif, antara lain Escherichia coli, Streptococcus, Alcaligenes, Lactobacillus, dan Aerobacter aerogenes. 3. Bakteri Anaerob Obligat. Bakteri anaerob obligat adalah yang tidak membutuhkan oksigen dalam hidupnya. Jika ada oksigen bakteri anaerob obligat akan mati. Contoh bakteri anaerob obligat, antara lain Clostridium tetani menyebabkan kejang otot, Bacteroides fragilis menyebabkan abses atau tumpukan nanah di usus, Peptostreptococcus menyebabkab abses otak dan abses saluran kelamin wanita, Prevotella melaninogenica menyebabkan abses padar rongga mulut dan faring, dan Methanobacterium menghasilkan gas metana. V. Pertahanan Bakteri pada Lingkungan yang Buruk. Beberapa bakteri dapat bertahan hidup meskipun kondisi lingkungan kurang menguntungkan, yaitu dengan membentuk endospora di dalam sel. Endospora merupakan bentuk bakteri yang tidak aktif istirahat. Bentuk endospora ada yang bulat dan ada yang bulat-panjang. Ukuran endospora ada yang lebih kecil atau lebih besar dari diameter sel nya. Endospora bersifat sedikit impermeabel, sehingga lebih tahan terhadap disinfektan, kekringan, sinar, suhu panas, dan suhu dingin. Jika kondisi lingkungan membaik, endospora akan berkecambah menjadi sel vegetatif baru. Endospora juga dapat terbentuk jika terjadi penumpukan sisa-sisa proses metabolisme hasil ekskresi bakteri yang mengganggu di sekitar sel. Bakteri yang dapat membentuk endospora sebagian besar adalah golongan bakteri Gram positif. Contoh bakteri yang dapat membentuk endospora, antara lain Bacillus thuringiensis patogen pada serangga, Clostridium perfringens menyebabkan keracunan makanan, Clostridium botulinum, dan Clostridium tetani. VI. Reproduksi Bakteri. Bakteri dapat berproduksi secara vegetatif aseksual maupun generatif seksual. Reproduksi secara aseksual melalui pembelahan biner amitosis, sedangkan secara seksual dengan cara rekombinasi gen antarsel yang berbeda. A. Reproduksi Bakteri secara Aseksual Bakteri melakukan reproduksi secara aseksual dengan pembelahan biner, yaitu dari satu sel menjadi dua sel, dari dua sel menjadi empat sel, dari empat sel menjadi delapan sel, dan seterusnya. Pembelahan ini terjadi secara amitosis secara langsung, yaitu tidak melalui tahpa-tahap tertentu seperti pada pembelahan mitosis. Umumnya, bakteri mampu membelah sekitar 1-3 jam sekali. Sebagai contoh, Escherichia coli membelah setiap 20 menit sekali. Dalam waktu singkat, jumlah sel dalam koloni akan terus berlipat ganda dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Namun, pertumbuhan koloni bakteri akan melambat pada titik tertentu, yaitu ketika kehabisan nutrisi atau terjadi penumpukan sisa-sisa metabolisme yang meracuni bakteri itu sendiri. B. reproduksi Bakteri secara Seksual Bakteri melakukan reproduksi secara seksual dengan cara rekombinasi gen. Rekombinasi gen adalah peristiwa bercampurnya sebagian materi gen DNA dari dua sel bakteri yang berbeda, sehingga terbentuk DNA rekombinan. Dalam rekombinasi gen, akan dihasilkan dua sel bakteri dengan materi genetik campuran dari kedua induknya. Rekombinasi gen dapat terjadi melalui konjugasi, transduksi dan transformasi. 1. Konjugasi Konjugasi adalah pemindahan materi gen dari suatu sel bakteri ke sel bakteri lain secara langsung melalui jembatan konjugasi. Mula-mula, kedua sel bakteri berdekatan, kemudian membentuk struktur seperti jembatan yang menghubungkan kedua sel tersebut. Transfer kromosom maupun transfer plasmid akan terjadi melalui jembatan konjugasi. Sel yang mengandung materi gen rekombinan kemudian memisah dan terbentuklah dua sel bakteri dengan sifat baru sifat rekombinan. Contoh bakteri yang mampu berkonjugasi, antara lain Salmonella typhi dan Pseudomonas sp. Transfer kromosom dapat pula terjadi melalui pilus seks, seperti yang terjadi pada Escherichia coli 2. Transduksi Transduksi adalah rekombinasi gen antara dua sel bakteri dengan diperantarai virus fag. Virus fag yang telah menginfeksi suatu bakteri pada daur litik maupun lisogenik akan mengandung partikel DNA bakteri. Jika virus fag tersebut menginfeksi bakteri lainnya, akan terjadi rekombinan gen pada bakteri-bakteri yang terinfeksi fag. Virus fag temperat virus yang dapat bereproduksi secar litik maupun lisogenik merupakan virus yang paling cocok untuk proses transduksi. 3. Transformasi Transformasi adalah rekombinasi gen yang terjadi melalui pengambilan langsung sebagian materi gen dari bakteri lain, yang dilakukan oleh suatu sel bakteri. Bakteri yang mampu melakukan transformasi secara alamiah, yaitu bakteri-bakteri yang dapat memproduksi enzim khusus, antara lain Rhizobium, Streptococcus, Neisseria, Pneumococcus, dan Bacillus. Dalam teknologi rekayasa gen, bakteri yang tidak dapat melakukan transformasi secara alamiah dapat dipaksa untuk menangkap dan memasukkan suatu plasmid rekombinan ke dalam selnya dengan cara memberikan kalsium klorida atau melalui sutu proses yang disebut kejut-panas. Klasifikasi Bakteri Klasifikasi bakteri dilakukan berdasarkan identifikasi terhadap persamaan dan perbedaan ciri sel tubuh, yang menunjukkan adanya hubungan filogenetik atau evolusioner. Bakteri diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar kingdom, yaitu Arcahebacteria dan Eubacteria. A. Archaebacteria Archaebacteria adalah bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan. Archaebacteria memiliki RNA dan protein penyusun ribosom yang sangat berbeda dengan bakteri pada umumnya, dan lebih mirip dengan RNA dan protein yang terdapat pada sel eukariot. Sebagian besar Archaebacteria hidup pada habitat yang ekstrem, misalnya di mata air panas, air laut yang terlalu asin, kawah, lumpur, dan gambut. Berdasarkan habitatnya yang ekstrem, Archaebacteria dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu bakteri metanogen, bakteri halofil, dan bakteri termofil. Bakteri Metanogen Bakteri metanogen adalah bakteri yang menghasilkan metana CH4 dengan cara mereduksi CO2 dengan H2. Bakteri metanogen termasuk bakteri anaerob yang paling tidak toleran terhadap oksigen, atau akan teracuni jika ada oksigen. Sebagian besar bakteri ini hidup di lumpur atau di rawa-rawa yang miskin oksigen. Gas metana yang dihasilkan keluar sebagai gelembung-gelembung yang disebut gas rawa. Selain itu, ada pula yang hidup di dalam saluran pencernaan hewan pencerna selulosa, misalnya pada sapi, kambing, dan rayap. Spesies bakteri metanogen saat ini dikomersialkan sebagai strain bakteri dalam pembuatan biogas dari bahan sampah dan kotoran hewan. Contoh bakteri metanogen, antara lain Methanomonas dan Methanobacterium. 2. Bakteri Halofil Bakteri halofil Yunani, halo =garam, philos = pencinta adalah bakteri yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri ini berkadar garam sekitar 20%, tetapi ada pula yang hidup pada lingkungan dengan kadar sepuluh kali keasinan air laut. Contoh bakteri halofil, antara lain Halobacterium. 3. Bakteri Termofil atau Termoasidofil Bakteri termofil adalah bakteri yang hidup pada lingkungan bersuhu panas. lingkungan yang bersuhu panas cenderung bersifat asam karena mengandung sulfur. Bakteri yang hidup dilingkungan bersuhu panas dan asam disebut bakteri termoasidofil. Kondisi optimum untuk pertumbuhan bakteri ini sekitar 60-800C dengan pH sekitar 2 – 4. Contoh bakteri termofil atau termoasidofil, antara lain Sulfolobus, Thermus aquaticus, Bacillus caldolytus, dan Bacillus caldotenax. Sulfolobus hidup di mata air panas sulfur di Yellowstone National Park. Bakteri Sulfolobus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi sulfur. James Lake dari University of California, Los Angeles, mengajukan hipotesis bahwa organisme eukariot organisme bermembran inti berasal dari prokariot termofil yang disebut eosit eocyte, yang berarti ” sel-sel permulaan”. B. Eubacteria Eubacteria adalah bakteri yang memiliki dinding sel yang mengandung peptidoglikan. Eubacteria meliputi sebagian besar jenis bakteri yang dapat hidup di manapun kosmopolit , baik saproba, parasit, maupun bakteri yang melakukan simbiosis mutualisme. Terdapat ribuan spesies Eubacteria yang sudah diketahui. Eubacteria dapat diklasifikasikan berdasarkan perbandingan signature sequence urutan basa khas pada RNA ribosom. Berdasarkan perbedaan urutan basa khas pada RNA ribosom tersebut, eubacteria dibagi menjadi lima kelompok utama yaitu Proteobacteria, bakteri Gram positif, Cyanobacteria, Spirochaeta, dan Chlamydia. Proteobacteria Protobacteria merupakan kelompok Eubacteria yang beragam, dan dapat dibedakan lagi menjadi tiga subkelompok , yaitu sebagai berikut. a. Bakteri ungu Bakteri ungu memiliki bakterioklorofil yang tersimpan dalam membran plasma sel, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Bakteri ini tidak menghasilkan oksigen karena tidak menggunakan air H2O sebagai agen pereduksi donor elektron dalam proses fotosintesis tetapi menggunakan zat selain air, misalnya H2S. Bakteri ungu ada yang hidup secara fotoautotrof, yaitu berfotosintesis menggunakan cahaya untuk menyintesis senyawa organik, dengan sumber karbon dalam bentuk senyawa anorganik CO2. Namun, ada pula yang hidup dengan cara fotoheterotrof, yaitu menggunakan cahaya untuk berfotosintesis, dengan sumber karbon dalam bentuk senyawa organik. Bakteri ungu sebagian besar bersifat anaerob obligat tidak membutuhkan oksigen dan hidup di lumpur, kolam, atau danau. Bakteri ini ada juga yang memiliki flagel, seperti Chromatium. b. Proteobacteria kemoautotrof Protobacteria kemoautotrof dapat menyintesis makanannya sendiri menggunakan energi kimia. Ada yang hidup bebas, dan ada pula yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain misalnya, dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan. Contohnya, Rhizobium leguminosarum yang dapat mengikat N2 bebas. c. Proteobacteria kemoheterotrof Protobacteria kemoheterotrof membutuhkan zat organik sebagai sumber karbon dan energi. Sebagian besar proteobacteria kemoheterotrof hidup di saluran usus hewan, bersifat anaerob fakultatif dapat hidup dengan oksigen maupun tidak, berbentuk batang, dan tidak berbahaya. Namun, ada pula yang bersifat patogen menyebabkan penyakit, seperti Salmonella sp. dan Escherichia coli. 2. Bakteri Gram positif Bkateri Gram positif umumnya bersifat kemohetertrof, tetapi beberapa hidup secara fotoautotrof. Bakteri Gram positif dapat membentuk endospora yang resisten, contohnya Bacillus sp. dan Clostridium sp. Namun, ada pula yang tidak membentuk endospora, misalnya Mycoplasma sp. yang hidup di anah dan menyebabkan penyakit paru-paru ” walking pneumonia” pada manusia. Mycoplasma sp. merupakan bakteri Gram positif yang memiliki keanehan karena telah berevolusi menjadi Bakteri Gram negatif. Bkateri Gram positif lainnya adalah kelompok Actinomycetes yang memiliki koloni bercabang menyerupai jamur dan hidup di tanah, contohnya Streptomyces sp. penghasil antibiotik. 3. Cyanobacteria Cyanobacteria memiliki klorofil a seperti pada tumbuhan . Cyanobacteria dapat berupa uniseluler atau multiseluler berdinding sel tebal dan mengandung gelatin, serta memiliki sel -sel khusus misalnya, heterokista, akinet, dan baeosit. Sebagian besar Cyanobacteria tidak berflagela, tetapi bersifat moril dengan pergerakan yang dilakukan dengan cara meluncur. Sebagian besar Cyanobacteria hidup bebas di air tawar, dan beberapa jenis hidup di air laut. selain itu, ada yang bersimbiosis dengan jamur membentuk liken disebut cyanolichen. Contoh Cyanobateria adalah Anabaena sp. yang dapat mengikat nitrogen bebas di udara. 4. Spirochaeta Spirochaeta berbentuk heliks panjang hingga 0,25 mm dan dapat bergerak. Spirochaeta ada yang hidup bebas dan ada pula yang parasit. Contohnya, Treponema pallidum, Leptospira interrogans penyebab penyakit leptospirosis, dan Borrelia burgdorferi penyebab penyakit lyme atau lepuh kulit. 5. Chlamydia Chlamydia ini berbeda dengan Eubacteria lainnya karena tidak memiliki peptidoglikan pada dinding selnya. Chlamydia bersifat Gram negatif dan hidup sebagai parasit obligat parasit penuh di dalam sel hewan atau manusia. Contohnya, Chlamydia trachomatis. PERANAN BAKTERI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA A. Bakteri yang menguntungkan Bakteri yang menguntungkan, antara lain bakteri yang berperan sebagai pengurai bangkai dan sampah, membantu pencernaan makanan, berperan dalam industri makanan, penghasil antibiotik, dan bakteri yang dapat membunuh serangga hama. Bakteri yang menguntungkan ini telah banyak dikembangbiakkan untuk tujuan komersial. Bakteri yang Merugikan Bakteri yang merugikan, antara lain bakteri yang membusukkan bahan-bahan makanan, menghasilkan racun, bersifat parasit dan patogen pada manusia, hewan ternak, maupun tanaman budi daya. USAHA MANUSIA DALAM MENANGGULANGI BAHAYA BAKTERI Bakteri dapat hidup di mana saja dan berkembang biak dengan cepat. Beberapa bakteri tersebut bersifat merugikan bagi manusia. dengan memahami sifat-sifat bakteri, manusia dapat melindungi diri dari bahaya bakteri melalui upaya sebagai berikut. A. Sterilisasi Sterilisasi adalah cara membebaskan suatu medium, alat atau ruangan dari bakteri dan mikroorganisme lainnya. Sterilisasi biasanya dilakukan untuk mensterilkan peralatan, pakaian, dan ruangan operasi agar pasien tidak terkena infeksi. Sterilisasi ruangan dapat dilakukan menggunakan disinfektan, misalnya karbol, sedangkan sterilisasi alat dilakukan melalui pemanasan dengan autoklaf. B. Melindungi Tubuh dari Bahaya Bakteri Disekitar kita, terdapat bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Oleh karena itu, kita harus selalu berusaha agar bakteri patogen tersebut tidak masuk ke dalam tubuh. Usaha yang dapat dilakukan manusia agar terhindar dari bahaya serangan bakteri, antara lain sebagai berikut. Menjaga agar tubuh memiliki sistem kekebalan yang kuat, yaitu dengan cara mengkomsumsi makanan yang bergizi dengan jumlah yang sistem kekebalan tubuh dengan imunisasi atau vaksinasi terutama terhadap bakteri penyebab penyakit tertentu, misalnya vaksin DPT diphteria pertusis tetanus untuk penyakit difteri, batuk rejan, dan tetanus; vaksin BCG bacillus calmet guirine untuk penyakit TBC; dan vaksin TCD typhus cholera dysentri untuk penyakit tifus, kolera, dan disentriselalu menjaga kebersihan badan, mencuci tangan menggunakan sabun, menggosok gigi secara teratur, berolahraga, serta beristrahat cukup dan berkualitas. C. Pengolahan dan Teknologi pengawetan Makanan Makanan dapat diawetkan dengan berbagai macam cara, sesuai dengan bentuk, struktur, dan jenis bahan pangan, antara lain dengan pemanasan, pengeringan, pendinginan, penambahan bahan kimia zat pengawet, sistem kemasan, sistem fermentasi, dan radiasi. a. Pemanasan Pemanasan makanan secara sederhana biasa dilakukan dengan tujuan membunuh kuman penyakit, mencegah pembusukan yang disebabkan oleh mikroorganisme, dan menambah selera makan. Sitem pemanasan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pasteurisasi dan sterilisasi. Pasteurisasi adalah pemanasan dengan suhu ±700C secara berulang-ulang sehingga tidak merusak bahan makanan tetapi dapat mematikan mikroorganisme patogen, contohnya pasteurisasi susu. Sterilisasi adalah pemanasan sampai mendidih atau hingga suhu mencapai lebih dari 1000C, dengan tujuan mematikan semua mikroorganisme beserta sporanya. Sterilisasi lebih sering digunakan pada alat-alat laboratorium menggunakan autoklaf. Pemanasan dengan autoklaf dilakukan pada suhu 1210C selama 15-20 menit. Peralatan yang terbuat dari gelas juga dapat disterilisasi menggunakan oven pada suhu 160 – 1700C selama 2-3 jam. b. Pengeringan Prinsip dasar dari pengeringan adalah dehidrasi pengeluaran air dari bahan makanan. pengeringan secara tradisional dilakukan dengan cara menjemur di bawah panas matahari, misalnya dalam pembuatan ikan asin, kerupuk dan garam. Selain itu, pengeringan juga dapat dilakukan dengan bantuan api, misalnya pengasapan, sistem oven, dan pemanggangan. c. Pendinginan pembekuan Pendinginan adalah penyimpanan bahan makanan pada suhu rendah atau mencapai titik beku menggunakan lemari es atau cold storage. Pendinginan menyebabkan mikroorganisme menjadi tidak aktif, sehingga bahan makanan dapat disimpan lebih lama. d. Penambahan Bahan Kimia Zat pengawet Penambahan bahan kimia zat pengawet bertujuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Zat pengawet terdiri atas senyawa organik dan anorganik dalam bentuk asam maupun garam. Bahan pengawet organik, anatara lain gula, asam sorbat, asam propionat, asam benzoat, dan asam asetat asam cuka. Bahan pengawet anorganik, anata lain garam dapur NaCl, sulfit, natrium nitrit, dan natrium nitrat. Penggunaan formalin untuk pengawet makanan sangat dilarang. Saat ini, digunkan kitosan sebagai penggantinya. Kitosan dibuat dari limbah pengolahan kulit udang dan rajungan. Beberapa jenis bumbu dapur, misalnya bawang putih, cengkih, kunyit, jahe, dan lada hitam, sealain dapat meningkatkan cita rasa makanan, sebagai obat, dan antioksidan, juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri tertentu. Fermentasi bahan makanan dilakukan denganmenambahkan bakteri atau jamur fermentasi, misalnya Saccharomyces sp. pada pembuatan tapai dan minuman beralkohol. Makanan atau minuman hasil fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat akan lebih awet selama wadah tertutup. e. Sistem Kemasan Kemasan makanan dapat berupa botol, kaleng, plastik, dan kertas berlapis aluminium. Tujuannya adalah agar makanan terbebas dari kontaminasi mikroorganisme dan udara luar. Jika membeli makanan dalam kemasan, kita perlu memperhatikan keutuhan wadah dan masa berlaku masa kadaluwarsa dari makanan tersebut. f. Iradiasi Penyinaran dengan foton partikel cahaya yang berasal dari zat radioaktif, misalnya sinar gamma, dapat mematikan mikroorganisme pembusuk dan patogen. Iradiasi dapat dilakukan terhadap bahan makanan mentah maupun makanan/minuman instan dalam kemasan. Akan tetapi, iradiasi juga dapat menimbulkan risiko seperti mutasi pada mikroorganisme, menyebabkan terjadinya ionisasi, dan timbulnya radikal bebas pada bahan makanan.
vdF3. 4fedqs8fmb.pages.dev/864fedqs8fmb.pages.dev/3954fedqs8fmb.pages.dev/2414fedqs8fmb.pages.dev/274fedqs8fmb.pages.dev/1324fedqs8fmb.pages.dev/1994fedqs8fmb.pages.dev/3114fedqs8fmb.pages.dev/3944fedqs8fmb.pages.dev/242
bagaimana cara cyanobacteria memperoleh makanannya